Ketika Otak Buntu Merangkai Kata, ke FLP Saja
Plimbi.com
Sering kali kita mengeluh tak punya ide saat akan menuliskan sesuatu, tidak mood, tidak fokus, atau alasan-alasan klise lainnya yang dijadikan alasan menghambat proses kreatifitas kita dalam menulis. Nah, FLP memberi solusi untuk orang-orang dalam kategori begini. FLP berprinsip, menulis tidak harus mencari waktu yang tepat, menunggu ide datang, tetapi menulis adalah sebuah proses pembelajaran yang dilakukan dengan serius. Sehingga siapapun anda, apapun latar belakang anda, asalkan punya niat dan ilmu dapat menjadi seorang penulis. Yuks kita inti apa saja yang kita dapatkan dari FLP.
Kawah Candradimuka Buat Calon Anggota
Dalam
rangka rekrutmen calon anggota FLP menerapkan pembelajaran khusus . Setiap
calon anggota diharuskan mengikuti pertemuan pekanan yang dijadwalkan dengan
pemateri-pemateri yang sudah teruji. Selain itu peserta juga diwajibkan
menyelesaikan tugas yang telah diberikan setiap pekan. Peserta yang semula
menanti ide untuk menulis saat belum mendaftar di FLP, secara tidak langsung
dipaksa untuk berubah. Hal ini sejalan dengan teori belajar behavioristik yang
salah satunya disampaikan oleh Thomdike. Menurutnya belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan
respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat
pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah
laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati,
atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Tampaknya pengurus FLP
menginginkan perubahan atau respon yang konkrit dari peserta, sehingga
penugasan merupakan salah satu parameternya. Keseriusan peserta dapat diukur
dari kehadiran serta ketepatan waktu menyelesaikan tugas. Tentunya bukan tugas
yang asal-asalan, tetapi sesuai kaidah yang telah ditentukan. Pressure yang diberikan selama peserta
menjalani pendidikan di Kawah Candradimuka bertujuan agar nantinya tidak kaget
dengan dunia kepenulisan yang keras.
Supply Motivasi dari Pengurus
Motivasi diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan. Pengurus FLP tampaknya sangat memahami teori tersebut, sehingga sejak awal proses pembelajaran calon anggota FLP, pengurus sudah menganggap peserta sebagai keluarga. Motivasi selalu diberikan agar peserta tak menyerah di tengah perjuangan. Bahkan motivasi terbesar tampak diberikan oleh ketua FLP Bogor, Sekar, yang tiada lelah mendampingi proses pembelajaran yang berjalan. Disertai dengan kritik dan saran dari Sekar yang melambungkan perasaan peserta setinggi awan, atau terkadang menjatuhkan ke dasar jurang. Namun, keduanya tetap bermakna motivasi buat calon anggota agar terus berkarya apapun kondisinya
Motivasi diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan. Pengurus FLP tampaknya sangat memahami teori tersebut, sehingga sejak awal proses pembelajaran calon anggota FLP, pengurus sudah menganggap peserta sebagai keluarga. Motivasi selalu diberikan agar peserta tak menyerah di tengah perjuangan. Bahkan motivasi terbesar tampak diberikan oleh ketua FLP Bogor, Sekar, yang tiada lelah mendampingi proses pembelajaran yang berjalan. Disertai dengan kritik dan saran dari Sekar yang melambungkan perasaan peserta setinggi awan, atau terkadang menjatuhkan ke dasar jurang. Namun, keduanya tetap bermakna motivasi buat calon anggota agar terus berkarya apapun kondisinya
Membaca, Lagi dan Lagi
Tidak
ada sesuatu yang didapatkan secara instan. Di FLP peserta diajarkan jika ingin
menulis maka harus banyak membaca dan membaca. Bagaimana dapat memberikan
tulisan yang bergizi jika otak kita kosong tanpa ilmu. Pengurus
menginformasikan beberapa buku wajib yang harus dibaca oleh peserta, tentunya
buku-buku yang akan memperkaya khazanah keilmuan dalam menulis.
Jadi,
apa lagi yang dijadikan alasan untuk tidak menulis? Segera bergabung di FLP
jika ingin benar-benar serius mengembangkan diri. Menulis bukan hanya ekspresi.
Menulis itu menebar kebaikan, menebar keberkahan, dan wujud syukur pada Yang
Maha Pencipta. Bukankah sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat? Semoga
dengan menulis, ilmu dan fikiran kita dapat menjadi inspirasi bagi banyak
orang. Wallahuálam.
#oche2210
#MenulisNonFiksiPerjuangan
Komentar
Posting Komentar