Barang Koleksiku

Menyebut kata koleksi saya tertawa sendiri. Bertanya ke diri sendiri sebenarnya saya kolektor apa sich hingga pantas untuk dituliskan. Bayangan saya koleksi itu sesuatu yang berharga, dirawat puluhan tahun, langka, dan serinya banyaaaak. Kalau definisi koleksi seperti itu, tampaknya saya tidak memiliki koleksi yang demikian wah. Misalkan guji kuno, lukisan mahal, dan lain-lain. Jelas saya tidak masuk kualifikasi.

Akhirnya saya menyederhanakan arti koleksi itu sendiri. Sesuatu yang saya miliki lebih dari 10 (sepuluh) buah, atau rerata tertinggi jumlahnya dibandingkan beberapa barang saya yang lain akhirnya ternobatkan sebagai barang koleksi saya. Tada... Ini dia beberapa koleksi unik yang menjadi harta yang tak ternilai dengan rupiah:


1. Mobil-mobilan
Lucu sebenarnya menyebutkan mobil-mobilan sebagai barang koleksi karena saya tidak memiliki lemari khusus selayaknya kolektor mobil-mobilan. Saya menyebut sebagai barang koleksi karena setelah saya lirik ini mobil-mobilan beserta jalurnya hamper dua kotak besar. Mendominansi ruangan main anak-anak.

Pengumpulan mobil-mobilan ini sifatnya tidak disengaja. Saat si sulung meminta biasanya nyicil 1-2 buah. Hingga akhirnya berjumlah cukup banyak. Sejatinya yang dibeli  lebih banyak daripada yang terdokumentasi. Namun yakinlah bahwa anak-anak itu unik. Mainan sangat mudah hilang, sangat mudah punya temannya berpindah ke kotak mainan besarnya. Semakin hari semakin berkurang jumlahnya dan si sulung tak ingat dimana meletakkannya. Bayangkan, dulunya dia suka membawa mobil-mobilan hot wheel di kantong celananya saat berangkat sekolah (sebenarnya dilarang sich aturannya di sekolah, saya juga mengingatkan, tetapi yang namanya anak-anak). Dan... pulangnya dia sudah tidak ingat dimana meletakkan mobil-mobilan tersebut.

Namun apapun kondisinya saat ini, tiap mobil-mobilan ini didapatkan dengan cara yang berbeda. Ada yang dengan rayuan maut Furqon (nama anak sulung saya) ke ayahnya, ada kalanya dengan tangisan membahana, kadang sebagai mekanisme reward karena dia melakukan suatu kebaikan, atau bahkan dibelikan oleh teman-teman saya. Tanpa sadar koleksinya bertambah, dan dengan ajaib hitungan hari akan berkurang. Hehe. Beruntungnya masih ada sisanya sampai sekarang.
2. Buku
Harus jujur saya katakana bisa jadi harta terbanyak saya adalah buku. Kalau sudah sampai di took buku, rasanya tangan sudah gatal untuk memilih-milih buku dan memasukkan ke kantong belanjaan. Buku selalu memiliki pesona bagi saya. Entahlah, rangkaian-rangkaian kata nya mampu membius saya untuk segera membaca dan menyerap apa makna yang ada di dalamnya.

Sebagian besar buku yang saya beli adalah buku fiksi, meskipun saya tidak anti pada buku non fiksi. Hanya saya berfikiran kalau baca fiksi banyak hikmah yang saya dapat. Selain belajar cara menulis melalui membaca, kisah yang tertuang mampu memperkaya jiwa. Mengurangi mengambil sudut pandang kehidupan dari satu sisi, membunuh kebosanan, dan terapi berfikir positif bahwa terkadang manusia menilai berdasarkan sisi sudut pandangnya saja.

Semakin banyak membaca, semakin saya memahami bahwa dunia ini sangat luas. Manusia beragam, dan kisah tercipta juga tak terkira banyaknya. Beberapa buku tidak sempat saya dokumentasikan karena banyak beberapa hal, salah satunya segera bertugas momong. Hehe. 
Beberapa koleksi saya karya Tere Liye

Gambar sebagian buku-buku koleksi saya


Salah satu karya yang keren "Chairil Anwar, Pelopor Angkatan '45

"
Dominansi buku juga ternyata karya Mbak Asma Nasia





3. Kerudung

Sobat yang baik, jujur dech, berapa jumlah kerudung yang sobat miliki? Rerata lebih dari 20 lembar kan? Baik yang berupa kerudung segi empat, selendang, atau kerudung langsung. Bisa jadi kerudung memiliki urutan 3 (tiga) besar jumlah yang dimiliki seorang muslimah. Kenapa? Tampaknya sudah kodrati bahwa wanita menyukai yang indah. Korelasinya so pasti. Begitu ada tren kerudung terbaru, buka aplikasi online, ada promo ongkir, maka dengan ringannya jemari lentik kita akan memilih beli.





Sobat, bagi saya sah-sah saja memiliki koleksi di rumah kita. Itu bentuk menyenangkan diri sendiri. Karena kesenangan itu diciptakan, bukan dicari. Namun yang perlu sobat ingat, jangan sampai terlalu berlebihan. Pos untuk kebutuhan pokok harus diutamakan. Zakat dan sedekah jangan lupa. Karena ada hak orang lain di dalam harta yang kita miliki.

Sayapun juga sama. Ada kalanya saya kalap dalam membeli sesuatu. Namun ada kalanya saya akan menyetop agar tidak berlebihan selama beberapa waktu. Karena bagi emak-emak yang memiliki anak balita 2 (insha Allah tahun depan si sulung akan enam tahun, jadi anggap saja tahun ini masih balita. Hehe), kebutuhan anak-anak masih cukup besar. Seperti susu, cadangan dana berobat, makanannya, dan lain-lain. Kesemuanya itu harus menjadi prioritas dibandingkan dengan keinginan kita mengkoleksi sesuatu.


#day11
#bloggerperempuan
#koleksiku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Blog Asyik untuk Blogwalking

Ada Edufest Keren dan Wajib Dikunjungi di Kampung Ini

Puisiku